Melupakan Orang yang Masih Kita Sayang


Luka yang Tak Kunjung Sembuh: Melupakan Orang yang Masih Kita Sayang
 
Melepaskan. Kata yang begitu sederhana, namun terasa begitu berat ketika dihadapkan pada kenyataan. Terutama ketika yang harus dilepas adalah seseorang yang masih kita sayang, seseorang yang telah menjadi bagian dari hidup kita, seseorang yang telah menorehkan jejak di hati kita.
 
Membayangkannya saja sudah membuat dada sesak. Rasanya seperti ada batu besar yang menindih, membuat napas tersengal-sengal. 

Bagaimana bisa melupakan seseorang yang masih kita cintai, seseorang yang masih kita rindukan, seseorang yang masih terukir jelas di setiap sudut kenangan?
 
Namun, kenyataan berkata lain. Dia telah menemukan pelabuhan hatinya, seseorang yang telah dipilihnya untuk mengisi hari-harinya. Kita, yang dulu begitu berarti, kini hanya menjadi kenangan, sebuah catatan di masa lalu yang mungkin tak lagi terbaca.
 
Melepaskan bukan berarti kita berhenti mencintai. Justru, karena cinta itulah kita harus ikhlas. Ikhlas menerima kenyataan pahit bahwa dia telah menjadi milik orang lain, bahwa kita hanya sebatas kenangan baginya.
 
Perih, memang. Rasanya seperti teriris pisau yang tajam, menusuk-nusuk hati yang masih berlumuran cinta. Setiap kali melihat foto-fotonya, setiap kali mendengar namanya, setiap kali teringat kenangan manis yang pernah kita rajut, luka itu kembali menganga, kembali terasa perih.
 
Tapi, apa daya? Kita tak bisa memaksa hati untuk berhenti mencintai. Kita tak bisa memaksa dirinya untuk kembali. Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima kenyataan, menata hati yang hancur, dan perlahan-lahan mencoba melupakan.
 
Melupakan bukan berarti menghapus. Melupakan bukan berarti melupakan semua kenangan indah yang pernah kita lalui bersama. Melupakan berarti belajar untuk menerima, belajar untuk melepaskan, belajar untuk mencintai diri sendiri.
 
Melepaskan bukan berarti kita kalah. Justru, dengan melepaskan, kita membuktikan bahwa kita kuat, bahwa kita mampu untuk bangkit dari keterpurukan. Kita mampu untuk menata hati yang hancur, dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.
 
Melepaskan memang sulit, tapi bukan berarti mustahil. Perlahan tapi pasti, kita akan belajar untuk menerima kenyataan, belajar untuk mencintai diri sendiri, dan belajar untuk merangkul kebahagiaan baru.
 
Mungkin, suatu saat nanti, luka ini akan sembuh. Mungkin, suatu saat nanti, kita akan menemukan seseorang yang mampu mengisi kekosongan di hati kita. Mungkin, suatu saat nanti, kita akan bisa tersenyum kembali, tanpa harus terbayang oleh bayang-bayang masa lalu.
 
Tapi, untuk saat ini, kita hanya bisa berusaha. Berusaha untuk melupakan, berusaha untuk melepaskan, berusaha untuk mencintai diri sendiri. Karena, pada akhirnya, kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar