Jari-jariku menari di layar ponsel, menggesek profil demi profil di aplikasi biru. Senyum tipis mengembang di bibirku, menikmati sensasi baru yang kurasakan.
"Hai, Toni. Seneng bisa kenalan sama kamu," ketikku, mengirimkan pesan ke profil yang menarik perhatianku.
Toni, seorang daddy top berusia 41 tahun, memiliki daya tarik yang kuat. Foto profilnya menampilkan pria dengan penampilan casual, badannya berisi namun ramping, aura maskulin terpancar dari setiap lekuk tubuhnya.
"Hai, Indra. Aku juga seneng bisa kenalan sama kamu," balas Toni, segera membalas pesanku.
Percakapan kami mengalir lancar, mengungkapkan rasa penasaran dan ketertarikan satu sama lain. Toni menanyakan tentang diriku, kegemaranku, dan apa yang membuatku tertarik dengan dunia pelangi.
Aku pun membalas dengan jujur, menceritakan tentang keinginanku untuk merasakan pengalaman baru, menjelajahi sisi lain dari diriku.
"Rumahku di dekat mall, Indra. Kamu mau ketemu nggak?" tanya Toni, mengajakku bertemu.
"Mau, dong. Aku lagi di rumah," jawabku, hati berdebar kencang.
Tak lama kemudian, sebuah mobil Brio silver berhenti di depan rumahku. Toni keluar dari mobil, menyapa dengan ramah.
Aroma parfum Aqua Splash Lemon yang khas tercium di tubuhnya, menambah kesan manly yang sudah terpancar dari penampilannya.
"Hai, Indra. Kamu manis banget," kata Toni, mengucapkan pujian yang membuatku merah padam.
Kami makan siang bersama di restoran dekat Taman Kota. Toni menceritakan tentang kehidupannya, tentang pekerjaannya sebagai arsitek, dan tentang minatnya pada dunia seni.
Aku terkesima dengan kepribadiannya yang dewasa dan menarik.
"Indra, kamu mau nginap di penginapan nggak?" tanya Toni, mengajakku ke penginapan dekat mall.
"Mau, dong," jawabku, menangguk setuju.
Kami check in di penginapan yang nyaman dan bersih. Kami berbincang santai penuh keakraban, membagi cerita dan pengalaman masing-masing.
Seiring mengalirnya perbincangan, Toni memelukku. Tubuhnya hangat, membuatku merasa nyaman. Aku merasa disentuh kasih sayang, sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya.
Lalu dia mengendus area leherku, terasa geli namun aku menikmati, kedua kakiku melingkar mesra di area pinggangnya.
Lalu Toni turun ke bawah, ujung lidahnya menyentuh putingku, dan awwwhh... sensasi nikmat tiada tara.
Lalu dia menghisapnya pelan, rasanya tak karuan, nikmat, nyaman kepayang.
Andai sejak dulu aku tahu jika jadi boti seenak ini, aku pasti sudah mencoba lebih lama.
Lalu Toni berbaring, telentang, aku lekas menarik celana jeansnya, terlihat gundukan menawan dari balik sempak putih.
"Sepong dong," pintanya.
Tanpa lama aku langsung membuka sempaknya, dan batang elastis itu kini tenggelam di mulutku, bergesekkan dengan lidah yang sama-sama tak bertulang.
Toni mengerang nikmat, desahan jantan yang membuatku semakin berhasrat untuk melahap kontol coklatnya.
"Indra, kamu manis banget. Aku seneng bisa ketemu kamu," bisik Toni, mengucapkan kata-kata manis yang membuatku merinding kegirangan.
Aku tersenyum, menikmati hangatnya pelukan Toni. Malam ini, aku merasa bahagia dan terlindungi. Ini adalah babak baru pengalamanku di dunia pelangi, babak yang menjanjikan petualangan baru dan kebahagiaan yang tak terduga.
0 Komentar