Cowokku Ternyata Penyuka Boti


 
Hari ini aku pulang dari liburan. Rasanya masih ada sisa-sisa angin sepoi-sepoi gunung yang menempel di rambutku, dan bau tanah basah setelah gerimis yang masih tercium di sepatuku. 

Aku lebih suka liburan ke alam, rasanya berbeda. Udara bersih, segar, dan bebas polusi. Rasanya seperti menghirup kehidupan baru.
 
Di sana, aku bisa melihat langit biru yang luas, dihiasi awan putih yang berarak pelan. Pemandangannya sangat indah, membuat hatiku tenang dan damai. 

Aku bisa duduk di tepi danau, menikmati suara air yang menenangkan, dan memandangi pepohonan hijau yang menjulang tinggi.
 
Di alam, aku merasa lebih dekat dengan diriku sendiri. Aku bisa merenung, berpikir, dan merasakan ketenangan batin yang sulit ditemukan di tengah hiruk pikuk kota. 

Aku bisa melupakan sejenak rutinitas hidup yang membosankan, dan merasakan kembali semangat hidup yang terpendam.
 
Sebenarnya, ada satu hal lagi yang membuatku selalu rindu dengan alam. Di sana, aku selalu teringat dengan Nazriel. Cowok manis yang pernah mengisi hatiku, yang selalu mengajakku berpetualang ke tempat-tempat indah. 

Dia selalu bercerita tentang mimpi-mimpi besarnya, tentang bagaimana dia ingin menjelajahi dunia dan menorehkan jejak di setiap tempat yang dikunjunginya.
 
Aku masih ingat bagaimana dia mengajariku cara mendirikan tenda, bagaimana dia menunjukkan padaku keindahan langit malam yang dipenuhi bintang, bagaimana dia bernyanyi dengan suara serak khasnya di tengah hutan, dan bagaimana dia selalu tersenyum hangat saat melihatku menikmati alam.
 
Semua kenangan itu masih terukir jelas di benakku. Rasanya seperti baru kemarin kami berdua berlari-lari di padang rumput, berpegangan tangan, dan tertawa lepas. 

Namun, semua itu hanyalah kenangan. Nazriel sudah pergi, meninggalkan luka di hatiku yang belum sepenuhnya sembuh.
 
Aku tahu, dia tidak akan pernah kembali. Tapi, setiap kali aku berada di alam, aku merasa dekat dengannya. Rasanya seperti dia masih ada di sisiku, menemani aku menikmati keindahan alam yang selalu dia cintai.
 
Mungkin, aku akan selalu merindukannya. Tapi, aku juga harus belajar untuk melepaskan. Aku harus belajar untuk bahagia dengan kenangan yang indah, dan terus melangkah maju.
 
-00-
 
Pagi ini, aku terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Ketenangan yang kurasakan selama liburan di alam perlahan sirna, digantikan oleh rasa sesak yang tiba-tiba muncul.

Betapapun aku berusaha menjadi kuat, hati ini ternyata rapuh juga.
 
Aku teringat kembali pada kenangan bersama Nazriel, dan bagaimana dia selalu membuatku merasa istimewa. Dia selalu ada untukku, selalu perhatian, dan selalu membuatku tersenyum. Aku begitu yakin bahwa dia juga mencintaiku.
 
Tapi ternyata, aku salah.
 
Saat aku kembali ke kota, aku mendengar kabar yang membuat hatiku hancur berkeping-keping. Nazriel ternyata memilih Andi, teman kosnya. Cowok yang selalu ada di dekatnya, yang selalu mendukungnya, dan yang selalu setia menemaninya.

Andi adalah cowok, apakah Nazriel sudah gila? Orang bilang Andi adalah boti, aku tak tahu apa itu, tapi boti berperan sebagai cewek dalam hubungan kaum gay.
 
Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapi semua ini. Rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupku, sesuatu yang sangat berharga. Aku merasa bodoh karena telah terlalu percaya pada perasaan sendiri.
 
Aku mencoba untuk bersikap tegar, mencoba untuk melupakan semua kenangan indah yang pernah kami lalui bersama. Tapi, rasanya sangat sulit. 

Setiap kali aku melihat foto-foto kami, setiap kali aku mendengar lagu yang pernah kami dengarkan bersama, setiap kali aku melihat tempat-tempat yang pernah kami kunjungi, aku selalu teringat pada Nazriel dan semua mimpi yang pernah kami rajut bersama.
 
Aku tahu, aku harus move on. Aku harus belajar untuk melupakan Nazriel dan membuka hati untuk orang lain. Tapi, bagaimana caranya? Bagaimana caranya melupakan seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidupku?
 
Aku mencoba untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan, dengan teman-teman, dan dengan kegiatan yang kucintai. Tapi, rasa sakit ini masih terus menghantuiku.
 
Mungkin, aku harus kembali ke alam. Mungkin, di sana aku bisa menemukan ketenangan yang kucari. Mungkin, di sana aku bisa melupakan semua rasa sakit ini dan memulai hidup yang baru.
 
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi, aku akan terus berusaha untuk bangkit dan menjadi wanita yang lebih kuat. Aku akan terus belajar untuk mencintai diriku sendiri dan untuk menerima kenyataan.
 
Semoga, suatu hari nanti aku bisa menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

By Enno

Posting Komentar

0 Komentar