Di umurku yang sekarang, kehadiran seme lebih sebagai teman berhubungan intim sesama orang dewasa.
Aku udah gak mikir soal kesepian atau perhatian dari seme, meskipun aku seorang uke.
Aku udah hidup mandiri sejak remaja, kerja setelah lulus SMA sambil kuliah, dan sekarang udah duduk di posisi yang lumayan.
Jika hanya teman, aku punya small circle dengan teman sesama uke, relasi kami ya relasi cowok dewasa pada umumnya.
Aku juga punya small circle lainnya dari rekan sesama pekerjaan. Jadi, hidupku gak pernah kesepian.
Kalaupun aku tinggal sendiri di sebuah rumah, dan sekarang lagi nabung buat bangun rumah sendiri, itu karena keinginanku.
Aku kerja dari jam 8 pagi sampai 5 sore, habis itu kadang masih ngopi, nonton atau ke tempat lain.
Moment pulang ke rumah adalah momentum istirahat, jadi meski tinggal sendiri bukan berarti aku kesepian.
-00-
Aku sempat berpikir untuk tak perlu memiliki bf, buat apa? Kalau lagi pengen aku bisa call seme gigolo.
Dan itu udah pernah aku lakukan, meskipun dia pro banget di atas ranjang, tapi seperti ada sesuatu tersendiri.
Kami hanya temen satu malam, belum ada chemistry yang terbangun sebelumnya.
Bagiku, itu agak ganjil. Meski awalnya menggebu, kadang setelah klimaks aku merenungi hal tersebut.
Akhirnya aku berkesimpulan kalau punya bf itu mungkin lebih baik, apalagi yang udah ada kedekatan.
Aku juga pernah punya bf, terutama saat awal kuliah, kami saling menyayangi, namun sayang dia tak terlalu pro di ranjang. Gak puas banget kalau main sama dia, apalagi dia lebih sering keluar duluan.
Aku berpikir buat apa aku bfan toh cuma butuh kenikmatan di ranjang, aku bukan tipe uke yang haus perhatian, atau suka dibeliin ini itu. Bukan!
Hidupku udah terbiasa mandiri dan terbiasa melalui kerasnya kehidupan.
Aku membutuhkan sosok seme sebagai "teman dewasa" dan bfku tak terlalu mampu memberikan hal tersebut karena nyodoknya kurang enak.
Rata-rata bfku begitu, setidaknya 3 bf terakhir dan akhirnya kami putus.
-00-
Menyewa seme gigolo memang lebih beda, sebelum memutuskan b.o dia, aku riset dulu. Jika dia emang terbukti pro baru aku ambil.
Ya, genjotan gigolo emang lebih enak dari bf, ya wajar sih mereka yang pro sama yang enggak.
Lagipula kalau gigolo genjotnya gak enak mana mungkin dia laku? Dia laku dan punya banyak klien karena genjotannya bikin klien puas, merem melek, klimaks sampe netes netes.
Tapi pasca itu, selalu ada yang kurang. Aku emang menikmati genjotannya, tapi aku gak ada feeling suka sama dia.
Bisa gak ya kita jatuh cinta dulu dan ngerasin genjotan yang enak?
-00-
Sepertinya aku tersiksa sama pikiranku sendiri.
Dulu ada bf yang bisa bikin aku jatuh cinta, tapi genjotannya gak enak.
Lalu ada gigolo yang genjotannya enak, tapi belum ada chemistry dan mereka jelas menolak menjalin relasi asmara.
Mereka cuma mau melakukan itu untuk dibayar dan tak akan menanggapi persoalan asmara.
Sekarang aku mencoba membuka diri pada seme, dan berharap mendapatkan yang pro di ranjang.
Sepertinya itu sulit, apalagi kriteriaku adalah seme yang kalem, sementara banyak seme yang keliatannya pro tapi garang gitu.
Duh, aku bener-bener tersiksa sama hasrat dan pikiranku sendiri.
By Izal
0 Komentar