Aku Sedang Tak Bisa Jadi Boti
Nuel Elastia
---
Hampir dua minggu setelah digenjot Fadyl, lubangku masih sakit, apalagi saat dan setelah BAB.
Ini sangat menyiksa, karena BAB harus tiap hari, dan entah kenapa bisa sakit kayak gini.
Padahal aku selalu mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, agar BAB lancar, dan selalu pakai pelumas saat main.
Apa karena punya fadyl terlalu besar, atau karena hal lain?
Dua minggu berlalu, gejolak seksualku muncul lagi, pengen diewek lagi, namun lubangku masih belum pulih.
"Sementara aku gak mau jadi boti," jawabku.
"Lha terus?"
"Cuddle aja."
"Gak seru."
Sebenernya aku juga pengen, namun aku yakin pasti bakal tersika kalau memaksakan.
Antara hasrat dan kondisi tubuh berlawan. Arghhh....
-00-
"Kenapa gak nyoba jadi top?"
"Ha?"
Aku tak pernah punya feel buat jadi top, aku ingin jadi bot, yang manja dijamah top, bukan sebaliknya.
"Ini cuma soal mindset."
"Bukan," sanggahku. "Ini soal feeling, mood, gak bisa dibohongi," lanjutku.
Temanku memang seorang vers, jadi mudah saja bagi dia buat bilang gitu kan?
Sementara aku, kayaknya emang pure boti, seleraku adalah pure top, dan sama sekali gak tertarik sama sesama boti.
"Tapi ntar lu harus jadi top saat ngewe sama cewek."
"Ha?"
Tiba-tiba aku ngerasa janggal dengan hal itu, tapi ada benarnya juga.
"Coba belajar jadi top, cari boti yang mau digenjot."
-00-
"Kenapa gak ngaceng lagi?"
Aku cuma gelengin kepala, barusan kontolku ngaceng banget saat si boti ngulum dan mainin putingku.
Tapi layu lagi pas mau dimasukin ke boolnya.
Dia kocok lagi biar ngaceng lagi, lalu dia pas kan lubangnya, susah sekali masuknya.
"Lu yang aktif dong, jangan pasif gini," si boti kayaknya lagi kesal.
Aku emang gak punya skill jadi top, sueer.... jadi gak tau harus gimana.
Hampir sejam, tapi kontolku tak juga masuk lubangnya, ternyata gak semudah yang diliat.
Jadi top butuh mood dan skill.
"Lu baru pertama jadi top ya?"
Aku mengangguk.
"Bgst. Sini elu aja yang gue genjot."
"Ha?"
Aku langsung menolak keras, bukan karena lubangku masih sakit, tapi aku gak mood jadi botinya boti.
"Gue vers, bukan boti."
Sekalipun vers, aku tetep gak minat.
Tiba-tiba dia menamparku dan beranjak dari ranjang, memakai bajunya lagi.
"Buang buang waktu aja."

