Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
KILAS RASA
memuat
Memuat konten...

Sepertinya Aku Menyukai Brondong ini





Selebgram itu kembali menghubungiku. Entah kenapa aku senang menyambutnya.

Seharusnya dia bisa mendapatkan BF yang diinginkan, karena wajahnya juga tampan.

"Aku sukanya sama kakak," jawabnya polos.

Tak seperti klien-klienku yang sebagian besar sudah berusia matang, aku lebih menikmati interaksi dengan brondong ini. Meski dia membayarku.

"Aku pengen jadi top," pintanya.

Hal itupun kupenuhi. Meski bagaimanapun, dia klienku.

Ini adalah first time bagi dia. Aku sudah beberapa kali disetubuhi oleh klien, jadi meskipun gesturku manly dan badanku atletis, tapi aku pernah beberapa kali menjadi bottom.

Bukan karena feeling, tapi karena tuntutan klien saja. Karena justru menurutku lebih mudah jadi top daripada bottom.

Ketika jadi bottom, aku sering berpura-pura mendesah agar klien puas, atau lebih tepatnya agar dia tidak menghujatku dengan kalimat: bayar mahal tapi service kurang memuaskan. Haha.

-00-

Brondong itu mulai menyodokku, nyaris tak ada resistensi karena mungkin lubangku juga sudah adaptatif.

Penisnya yang sudah basah dilumuri pelumas dan dibungkus kondom perlahan menggesek.

Tapi... ah. Aku tahan perutnya sebentar, bukan karena sakit, tapi sepertinya langsung tepat mengenai titik nikmatku.

Baru masuk, sebulir cairan bening sudah menyembul di ujung penisku.

Dia menyodok lagi, perlahan lalu mulai mempercepat ritme. Anjirrr.. pas banget. 

Enak, aku mendesah, beneran mendesah karena memang penis brondong selebgram ini tepat mengenai titik nikmatku bertubi-tubi.

Namun tidak lama, dia mencabut, setelah mendesah panjang.

"Sudah keluar," ucapnya.

Ya aku maklum, dia masih amatir. Jadi masih belum mempertimbangkan posisi dan durasi. Lain kali akan kuajari.

Setelah itu dia tertidur pulas, sepertinya capek.

-00-

Keesokan paginya, kami melakukan lagi, namun kali ini aku yang menjadi top.

Sambil kuajari beberapa cara memanjakan bottomnya, fore play, ganti posisi, hingga mengontrol sodokan agar durasinya lebih panjang.

"Lain kali kamu jadi topnya," bisikku.

Tapi selebgram itu sepertinya menikmati posisinya sebagai bottom.

"Kakak kan manly banget, mana bisa gue jadi topnya kakak."

Aku tersenyum, anak ini manis sekali meski baru bangun tidur dan sama sekali belum membasuh wajah.

"Aku kan order guy," balasku.

"Oh iya. Tapi kayaknya kakak aja yang jadi top, soalnya aku cepet keluar kayak semalem."

Aku nyaman dengannya. Kupeluk tubuhnya penuh kasih sayang, dia tenggelam manja dalam pelukanku.

Brondong manis ini tak sadar jika sodokannya semalam berhasil membuatku mendesah natural. 

Meski sebentar, tapi itu sodokan paling nikmat yang pernah kurasakan, dan aku juga tak bisa memaksanya buat jadi top lagi.

Aku memeluk tubuhnya mesra, dan ini lebih ke pelukan seorang kakak pada adiknya.


Kilas Rasa