Kenapa harus dia yang kamu jadiin bot?
Saat memasuki dapur, samar terdengar suara desahan ringan dari kamar belakang.
Bukannya itu kamar ART? dan kamar itu tentu kosong.
Aku intip dari jendela, ternyata tama dan agas sedang main kuda-kudaan, dan kenapa harus agas yang jadi botinya.
Karena kesal aku gebrak pintu lalu pergi ke teras samping.
Sejak agas menginap di sini, sebenarnya aku udah incer dia buat jadi topku, lagian di bio apk dia kan top?
Aku kesal sama tama kenapa agas dia sikat juga. Brengsek.
Tak berselang lama, tama tampak bingung, sambil memakai kaos dia menghampiriku di teras samping.
"Eh lu udah pulang, gak kedengeran soalnya."
"Iyalah lu sibuk ngewek sama agas di kamar belakang," jawabku ketus.
Dia cuma nyengir, seolah semua adalah hal wajar.
"Kenapa dia elu embat juga sih tam, lu jadiin boti lagi," protesku.
Tama terlihat bingung. Sebenernya aku juga gak pernah cerita soal ini, bagi tama ini mugkin hal biasa.
"Gimana maksudnya?"
Aku hanya mendengus, menghela nafas panjang.
"Sory, dim, tadi gua kira lu pulangnya masih lama, lu keganggu ya?"
"Terserah lah lu mau ngewe sama siapa, tapi kenapa agas lu jadiin boti juga, emang gak ada boti lainnya?"
Tama terlihat makin bingung dengan amarahku. Agas berbadan jangkung, berotot dan muscle itu seharusnya tidak dia jadiin boti.
"Agas kok yang minta," jawabnya.
Tak berselang lama, agas menyusul kami. Mereka saling menatap.
"Sory dim, bukan maksud aku ngerebut tama, tadi itu .... duh aku jelasin," sahut agas.
"Hah, ngerebut tama?"
Agas langsung terdiam.
"Apa maksudnya ngerebut tama? Aku dan tama gak ada apa-apa kok," lanjutku.
Aku berdiri dan meninggalkan mereka berdua, pergi ke kamar, ini terlalu rumit.
Tama memang pure top, tapi aku gak ada tertarik sama dia, aku tertarik ke agas, dan malah kesel sama tama.
Lamat terdengar, agas bicara ke tama.
"Dimas cemburu sama elu ya tam?"
"Aku gak pernah mikir gitu, kita juga gak ada hubungan apa-apa dan dimas juga gak pernah mau fun sama aku," jawab tama.
"Terus kenapa dia marah?"
"Gak tau, aku juga bingung."

