Main Sama Suaminya Kakakku Sendiri
Nuel Elastia
---
"Kamu nyari apa?"
"Fun sih kak."
"Sama kakak mau?"
-00-
Untuk berapa lama aku akan tinggal di rumah kakakku, daripada ngekos.
Rumah kakakku cukup luas untuk berdua dengan suaminya, selain itu aku bisa bantu-bantu nyiram tanaman dan ngasih makan ayam di belakang rumah.
Awalnya aku ingin kos aja, gak enak kan numpang, meski mereka adalah keluarga sendiri.
Namun karena desain rumah kakakku yang unik, antar ruang seperti terpisah, aku pun mau.
Kamarku ada di belakang, dekat dapur, tersekat ruang tengah, agak jauh dari kamar utama. Vibesnya masih kayak ngekos.
Suatu malam, aku lagi iseng buka apk, gabut banget. Kakakku lagi agenda keluar kota, di rumah ada suaminya.
Di apk, aku nemu akun yang jaraknya 0,5. Deket banget anjirrr....
Setelah trade pic, ternyata suaminya kakakku sendiri. Anjirr....
Gak berselang lama, dia ke belakang, ke kamarku. Entah kenapa aku takut, suerr...
"Kamu baru pake apk atau udah lama?" tanyanya.
"Aku install kalau lagi gabut aja sih kak, udah lama gak pake juga kok."
Dia duduk, menghela nafas. Di rumah itu hanya ada kami berdua.
Memang agak shock kalau suami kakakku pake apk, meski di profil dia memang mengaku bi.
Tapi kami malah bisa ngobrol cair malam itu, sempat keluar cari makan bentar.
Awalnya aku takut kalau dia hyper terus bisa aja melakukan tindak kekerasan. Haha...
Feelingku salah, sejak awal dia emang udah care sama aku, dia tipe mas mas jawa yang cool, kalem dan bikin klepek-klepek sih.
Argh... andai dia bukan suaminya kakakku, tapi kalau dia bukan suami kakakku, belum tentu aku ada di sini dan ketemu dia di apk.
Di rumah dia sering cuma pake singlet putih fit, yang ketat dan nunjukin body mas masnya.
Sering aku ngaceng saat dia pas lagi ke belakang dengan style sarung dan singlet putihnya. Anjay banget kan?
Mungkin juga itu salah satu alasanku betah tinggal di sini, meski tiap kali aku horny karena ngeliat bentuk badan dibalik singletnya, ada rasa bersalah.
Kadang gue nyadarin diri sendiri kalau dia itu suaminya kakakku, gak seharusnya aku punya feel kayak gini.
Tapi, dia kini ada di depan mataku dengan segala kemungkinannya.
"Kamu cakep sih dek, persis kakakmu, tapi dia cantik," dia memujiku.
Argh... aku kayaknya gak bisa nahan, aku utarakan aja keinginanku.
"Aku boleh peluk kakak?" pintaku.
"Ya, kenapa enggak?"
Tanpa berpikir panjang aku langsung memeluknya, badan berisi yang selama ini membuat liurku nyaris tumpah kini ada dalam pelukanku.
Bau khas mas mas jawa yang membuatku nyaman.
Dia membalas dengan rengkuhan yang sama sambil membelai kepalaku, anjirr.... fix gue bakal ngeboti habis ini.
"Kakak udah pernah ngapain aja sama cowok?"
"Seperti yang kamu pikirkan," jawabnya.
"Oohhh..."
Suasana hening sejenak.
"Role kakak apa?"
"Prefer ke top dek, kenapa tanya role?"
"Gpp sih, tanya aja."
"Jangan ngajak fun ya."
"Lha kenapa kak?"
Kami saling berpandangan.
"Kamu kan adeknya istriku."
Ya, benar, dan aku sedih dengan realita ini. Anda dia tau kalau sejak kedatangannya tadi, kontolku udah ngaceng banget, lubangku berdenyut, hasratku juga meletup-letup.
Tapi sepertinya dia tau batasan.
"Tapi kalau nyepong boleh kan?"
Dia terkejut. Suasana ini memang tidak menguntungkan bagi kami berdua, seperti ada sekat emosi.
Dia mungkin tak mau menyetubuhiku karena aku adik kandung istrinya.
Begitupun aku yang pasti akan terbayang bayangi kakakku andai disetubuhi dia, meski aku sangat menginginkannya.
"Emang kamu mau?" tanyanya.
Aku mengangguk, lalu dia membuka kedua pahanya dan menghadapkannya padaku.

