Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
KILAS RASA
memuat
Memuat konten...

Simpanan Boti




"Kenapa cepet-cepet banget?"

"Ada janji sama pacarku kak," jawabku.

Kak Dirqi lalu berdiri dan membelai lembut pipiku, lalu mengecup lembut bibirku.

Dia adalah boti kaya, dan aku simpanannya. Dia tau kalau aku punya kekasih perempuan, dan justru karena itulah dia tertarik padaku.

"Kamu itu vibes straight, aku suka, arghh...," katanya saat pertama bertemu denganku dari aplikasi.

Sejak itu, kami menjalin kesepakatan, aku akan menjadi topnya, dan hanya aku.

"Well,, gue itu gak suka gonta ganti top, kamu kalau mau akan gue prioritaskan, i will pay," jelasnya.

Nominalnya cukup lumayan, dan itulah yang membuatku menerima tawaran itu.

"Gak masalah kamu punya pacar cewek, no problem, itu malah yang aku suka."

  - 00-



Aku buru-buru ke rumah cewekku setelah memuaskan kak Dirqi, telat 15 menit dan dia ngambek.

"Sorry tadi aku sakit perut, jadi harus ke belakang dulu," alasanku.

Wajah ngambek cewekku makin cute.

"Yuk, keluar kemana?" tanyaku.

"Keluar? Kamu gak tau rumah lagi sepi? Ortu lagi keluar kota," jawabnya.

Alamak... jangan-jangan dia minta jatah.

"Hmm...."

Aku tak mungkin menjelaskannya, tadi aku ngewe kak Dirqi hampir satu jam, dengan berbagai posisi, ujungnya kontolku dikocok sampe ngecroot maksimal.

Bahkan udah ngecrot pun masih dikocokin, memastikan jika itu udah tetes terakhir.

Bisa dibilang, seluruh moodku udah terkuras oleh poppers dan malam ini hampir tak tersisa.

"Kamu mikirin apa sih?"

Aku tergeragap, dan hanya menunjukkan ekspresi umum untuk menyenangkannya.

Kami menuju kamarnya yang wangi, aku aku rebahan, dia menyusul di sampingku dan aku lekas memeluknya mesra.

"Malam ini kita nikmati berdua," bisiknya.


Aku tersenyum, meski ranjang ini membuat kantukku mulai datang. Jujur, kalau boleh milih aku pengen tidur dulu.


"Kamu kangen kontolku ya?"


"Ih apaan sih," jawabnya malu-malu, aku makin memeluknya erat.


"Ingat kita belum nikah, jadi harus pakai kondom," warningnya.


Aku mengangguk, lalu meremas pelan payudaranya dan dia mulai mendesah.


Endusan bagian leher akan membuatnya melayang sambil kupeluk tubuh mungilnya.


Daun telinganya kujilati lembut dan dia tertawa geli, sambil beberapa kali berontak, namun pelukanku tak bisa dilawannya.


Aku melucuti kaosnya dan kini dia hanya mengenakan BH doang, kontolku ngaceng, anjirrr...


Tangannya mengusap usap kontolnya yang masih di dalam celana.


"Ih udah ngaceng banget," ucapnya.


Dia kemudian menarik resleting celanaku, dan gundukan keras terlihat dari sempak navy.


"Aku emut ya."

Aku hanya mengangguk pasrah sambil telantang, mengatur posisi, dia melepas sempakku dan mengendus kontolku. Lidahnya pelan menjilati.

3 jam yang lalu hal yang sama dilakukan kak Dirqi, bahkan dikokop kokop sampe basah.

Bedanya, kalau kak Dirqi nyepong sambil jarinya memainkan putingku.

Kalau dia tak akan terpikir ke sana, cewek tak terbiasa memelintir puting cowoknya.

Tiba-tiba kantukku datang dan sliut.... aku nyaris terpejam.

"Kamu ngantuk ya?"

Perlahan kontolku mulai layu namun ngaceng lagi karena tiap kali mau layu dikocok lagi sama dia.

"Iya sayang, ngantuk."

"Ah gimana sih."

Dia mulai ngambek lagi. Lalu duduk disampingku dengan sifat ngambek kekanak kanakannya.


"Tidur dulu, main lagi nanti malam."


Dia tak menjawab, malah beranjak pergi sambil membanting pintu.


Aku menyusulnya dan dia duduk dengan wajah cemberut di sofa ruang tengah, sambil menonton tv.

Gaya Hidup