Kuli itu Akan Menginap Di Sini
Aku tertarik pada kuli itu
Nuel Elastia
---
"Sebenernya aku suka sama mas."
Aku tersenyum, lalu perlahan melepas kaosnya. Aku suka liatin badannya, juga pegangin.
Keras, berlekuk dan muscle banget. Perutnya yang kotak-kotak juga bikin gemesh.
"Anjiirrr," ucapku.
Aku pegang pipinya, perlahan mengecup bibirnya, dia memegang lenganku dan meremasnya pelan.
"Kita cuddle aja yuk."
Tiga minggu sebelumnya
Dapur dan rumah area belakang akan direnovasi, pak tarjo yang udah jadi kepercayaan keluarga kami mengajak dua orang, satunya masih muda, 4 tahun lebih muda dariku.
Namanya saga, dia masih kerabat pak tarjo dari kota sebelah, baru lulus SMK.
"Meski masih muda dia sangat telaten dan kerjanya bagus," ujar pak tarjo.
Anak itu sopan, wajahnya kalem, memakai kaos putih fit, tangannya keliatan berotot, kayaknya biasa angkat-angkat benda berat.
"Jadi nginepnya di pak tarjo?"
"Iya mas."
"Kenapa gak nginep di sini aja? Dekat dapur ada kamar kosong, lagian biar di sini ada yang nempatin."
"Wah jangan den, takutnya ngerepotin aden," sahut pak tarjo.
"Enggak pak, lagian selama rumah direnovasi bokap nyokap tinggalnya di rumah nenek, saya yang diminta ngurus ini. Udah gpp."
Sebenernya aku curious sama saga, mukanya kalem cute anjiirr, kulit agak eksotik, kayak gemesh aja, haha...
Akhirnya saga mau tinggal di rumah, lagian rumah pak tarjo juga udah penuh, jumlah keluarganya ada 5, ketambahan dia pasti sesak.
Di sini kan cuma berdua sama aku.
- 00-
"Nongkrong sini bro," ajakku saat dia baru mandi sore itu, aku biasa duduk sambil ngopi di ruang belakang.
"Kalau mau ngopi bikin sendiri ya, tu disitu, gak usah sungkang," lanjutku.
Dia cuma mengangguk pelan, keliatan anaknya pemalu banget atau lebih tepatnya sungkanan.
- 00-
Kami duduk berdua di teras teras belakang sambil nonton ytube, saga terus ngeliatin.
"Kenapa bro?"
Dia tergeragap.
"Gpp sih mas, kagum aja."
"Ha? Kagum apaan?"
"Gak tau tadi pas mas briefing sama pak de, mas tu apa ya, keliatan pinter banget gitu, aku kagum."
"Ah biasa aja kan emang aku anak arsitek."
"Oww gitu, mas juga cakep terus badannya bersih mulus."
"Hah?"
"Eh enggak, maksudku gini... anu..."
Aku menepuk pundaknya.
"Lu grogi banget kenapa sih?" Santai aja."
Saat aku menepuk pundaknya, terasa keras dan gagah banget njiirr...
"Sungkan aja sih mas."
"Lu ngegym bro?" tanyaku mengalihkan topik.
"Enggak, cuma work out ringan aja."
"Wih lu work out juga."
"Liat-liat di youtube sih mas."
"Tapi postur lu bagus banget, suerr."
Dia tersipu. Tadi setelah mandi dia lewat pake celana pendek doang, badannya gak besar tapi berotot dan sixpack, anjayy...
"Terus perut lu kok bisa sixpack."
"Cuma sit up aja kok mas, tiap bangun tidur."
"Bisa gitu ya."
Lama-lama kami mulai akrab, dia lebih kayak adekku. Kadang malamnya aku ajak dia nongkrong.
Paginya dia kerja, dan aku juga pas ada kuliah dan seabrek kegiatan gitu lah. Sore baru balik.
Sore itu dia baru mandi, rambutnya masih basah, pake celana pendek, shirtless.
Aku datang dan dia buru-buru pake kaos.
"Santai aja, kan sama-sama cowok," ucapku sambil menyeduh kopi.
"Malu mas."
"Anjirr ngapain malu, badan lu bagus bro."
Dia hanya tertawa ringan, lalu aku duduk di sampingnya sambil nyalain tv led.
Sebenernya keliatan banget dia agak grogi, entah kenapa dia gak bisa luwes gitu.
Lalu aku merangkulnya.
"Lu kalau mau karaoke gpp, ada mic disitu.
B E R S A M B U N G
