Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
KILAS RASA
memuat
Memuat konten...

Lama Tak Dik0yak Seme

Seme ideal



Lama-lama bosen juga cuma coli atau pake dildo, feelnya juga gak dapet.

Sama kayak dulu, mikir kayaknya coli atau pake dildo lebih aman daripada main sama top yang udah gonta ganti partner.

Tapi akhir-akhir ini aku beneran pengen cari top, tapi yang always safety dan terdidik gitu btw,

Kalau di kota, top tipe itu sebenernya banyak, cowok-cowok jomblo 30+ yang berkarir di ibukota dan punya mindset yang bagus.

Kapan terakhir kali aku dientot? Lama banget, mungkin 4 tahunan, udah rapet lagi mungkin ya, haha....

  - 00-

Aku dapet kenalan di apk, rory namanya, kami chat pake bahasa inggris.

Dia ngajak di kosnya, yang cukup eksklusif karena itu lebih mirip mini house karena ada dapur dan kamar mandi dalam.

"Kenapa gak tinggal di apartemen aja?" tanyaku.

"Aku lebih suka vibes tempat tinggal kayak rumah daripada harus naik-naik lift," jawabnya.

Ya, kompleks kos ini lebih mirip hotel kamar VIP, terpetak-petak dan lebih privat.

Penghuninya pun kayaknya pengusaha dan pekerja kantor perusahaan besar.

Tapi rory msh umur 35 tahun, badan proporsional, bersih dan terawat.

Kami memulai dengan obrolan ringan di atas ranjang, lalu dia mendekat, merangkul dan berbisik.

"Udah siap?"

Direbahkannya pelan tubuhku, lalu diendus area leherku. Geli-geli nikmat. Dia memulainya dengan lembut.

Dua kondom dan monogatari tergeletak di samping meja. Dia menolak untuk disepong, dan aku pun tak bisa memaksanya.

Padahal, kontolnya bagus banget njiir, gak terlalu besar, tapi juga gak kecil, lurus berurat. Keras banget kayak kayu.

Pengen jilatin dikit aja, tapi dia gak mau, dia pengen langsung genjot aku setelah foreplay.

Hubungan kami agak formal, tapi genjotannya enak, dia consent dan selalu nanya saat masukin sampe aku bener-bener siap digenjot.

"Gak usah ditahan, desah aja, safety kok, kedap suara," ucapnya saat genjot aku.

Arghh.... 4 tahun gak digenjot desahan manja ku pun menguar, rintihan manja dan itu membuatnya tersenyum puas.

"Enak?"

Aku mengangguk pasrah, ini cukup buat refreshing akhir pekan setelah penatnya pekerjaan dalam seminggu ini.

Meski udah umur 35, tapi performanya masih 20 tahunan njiir... mungkin karena dia rajin olahraga dan menjaga pola makan.

  - 00-

Setelah bebersih diri dan memakai baju lagi, kami duduk di ruang depan, ruangan yang berbeda dengan kamar tidur.

"Kamu gak BF an?" tanyaku.

Dia menggeleng, aku tersenyum sambil membatin: boleh gak sih jadiin dia bf aja?

"Aku udah berkeluarga," ucapnya.

Aku terdiam mendengarnya.

"Anakku udah umur 6 tahun," lanjutnya.

Anjirrr... aku pun hanya mengangguk, sambil mencoba memahami.

"Lagian udah umur segini, mau bf an kayak gimana lagi?"

"Iya sih," responku. Sambil berusaha membenarkan duduk.

Aku lupa kalau makin hari usia makin bertambah, dan ini adalah keputusan yang realistis.

Namun bisa dapetin top kayak dia juga gak mudah, yang komunikatif dan safety banget, dan cakep juga, haha..

Tapi ya udah lah, gak boleh baper.
Kilas Rasa