Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
KILAS RASA
memuat
Memuat konten...

Gpp Meski Punyamu Kecil

Gedean punyaku kan?



Gak sengaja aku ngeliat Tanu ngaca telanjang, dan liat dia ngibas ngibasin penisnya.

"Eh sorry," ucapku.

Dia gugup, langsung mengambil handuk dan memakainya lagi.

"Sorry ya, gue masih belum terbiasa tinggal di asrama," jawabnya langsung ngeloyor pergi.

Sebenernya, aku cuma ngecek apakah dia udah selesai mandi, soalnya lama banget.

Sebenernya, satu asrama berisi 4 orang, masih-masih kamar ada kamar mandi dan westafel yang ada kacanya.

Namun karena kami dapet kamar terakhir, isinya cuma berdua.

  - 00-

Selesai mandi, Tanu terlihat gelisah, mungkin dia kaget karena aku lihat dia telanjang bulat sambil bercermin.

"Sorry tadi ya bro, bukan maksud...."

"Santai aja kali, kan sama-sama cowok," potongku.

"Tapi gue harus jelasin, tadi itu gue... hmm... anu... ya mungkin lu liatnya punya gue kecil."

Aku menatapnya, sambil menanti kelanjutannya.

"So?"

"Tadi itu emang masih tidur... jadi..."

"Gpp juga punyamu kecil bro, santai aja, aku bakal jaga rahasia kok."

"Bukan, itu gini kan belum bangun jadi wajar."

"Oalah."

"Pokoknya gitu lah."

Aku tersenyum, sambil mengeringkan rambut dengan handuk, lalu menyelampirkannya di dekat jendela.

"Ni punyaku," balasku sambil ngeliatin kontolku yang masih layu.

"Anjirrr, itu masih tidur kah?"

Aku mengangguk, lalu mengambil sempak dan celana pendek, dan memakai kaos hitam.

"Gede besar kan faktor genetik bro, dan gak ngejamin lebih jago."

"Gak lah, tetep aja gue minder."

"Kenapa harus minder sih."

Tanu berdiri, dia ingin mengajukan pertanyaan, tapi kayak nahan gitu.

"Apa? Jadi cari makan gak?"

"Bentar, jujur, lu pakai obat kan? Atau lu terapi buat gedein barang lu?"

Aku tertawa ngakak, ternyata dia masih penasaran soal ukuran kontolku.

"Buat apa juga sih aku lakuin itu, emang dari sononya segini."

"Njiirr... minder gue," ucapnya lagi.

"Minder kenapa sih, emang kita lagi bersaing apa? Lagian gpp juga punyamu kecil, aku gak ngeledek juga kan?"

"Iya elu, tapi ini soal gue."

Aku cuma tersenyum getir, sambil narik dia buat keluar cari makan karena udah laper banget.

  - 00-

Sepulang dari warung, Tanu masih penasaran soal ukuran penisku.

"Gini aja deh, nanti sebelum tidur kita bandingin penis kita pas sama-sama lagi tegang, biar fear."

"Hah, kamu kurang kerjaan banget. Buat apa?"

"Buat nunjukin kalau gue gak kalah kalah amat sama elu kan tadi lagi tidur."

"Kan punyaku tadi juga lagi tidur."

"Kalau bandingin harus pas sama-sama tegang biar adil."

"Oke, terus cara neganginnya gimana?"

"Nonton bokep lah."

"Lu cupu banget, kan ada x com."

  - 00-

Hampir satu jam kami nonton bokep, dan kayaknya Tanu udah ngaceng maksimal.

"Gue udah maksimal nih, ayo kita bandingin."

Tanpa babibu dia langsung plorotin boxernya dan keliatan kontolnya ngaceng maksimal.

Putih, lurus dan bersih banget.

Aku plorotin celanaku dan masih tidur, tapi pelan-pelan berdiri.

Coklat, agak menjulang, kokoh dan berurat.

Kami tempelin, dan punyaku sedikit lebih panjang dan lebih gemuk, cuma bedanya gak terlalu signifikan.

"Gimana? Udah jelas kan?" Ucapku sambil naikin lagi celanaku dan lekas rebahan.

Tanu masih terdiam, sepertinya dia belum bisa nerima kekalahan. Dia menutup laptop dan rebahan.

"Eh tadi hampir sejam kita nonton bokep lu gak ngaceng ya?" tanyanya.

"Aku gak terlalu suka bokep bro."

"Hah kok bisa sih ada orang gak suka bokep."

Sambil tersenyum, aku bilang kalau ngantuk. Mungkin Tanu heran karena kontolku mulai ngaceng justru saat ngeliat kontolnya. Haha
Friendship