Rasanya Lahir Sebagai Anak Kembar


20 Oktober 2023
 
Hari ini, seperti biasa, aku terbangun dengan perasaan yang sama: bingung. Bingung karena aku tidak tahu mana aku dan mana kakaknya. Ya, aku anak kembar. Sejak lahir, hidupku selalu berdampingan dengan dia, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.
 
Kadang, aku merasa seperti bayangannya. Setiap kali orang-orang melihatku, mereka selalu bertanya, "Mana kakaknya?" atau "Yang mana kamu?" Aku selalu menjawab dengan senyum, tapi dalam hati, aku bertanya-tanya, "Apakah aku benar-benar ada?"
 
Aku ingat masa kecil kami. Kami selalu dipakaikan baju yang sama, bermain dengan mainan yang sama, bahkan makan dari piring yang sama. Orang tua kami selalu menganggap kami sebagai satu kesatuan, tak terpisahkan. Mereka selalu mengatakan, "Kalian berdua adalah anugerah, dua kali lipat kebahagiaan."
 
Tapi, aku juga merasakan kebahagiaan itu. Kebahagiaan memiliki seseorang yang selalu ada untukku, yang selalu mengerti aku, yang selalu berbagi suka dan duka. Kami bertengkar, kami berbaikan, kami saling mendukung, kami saling melindungi. Kami adalah sahabat terbaik, saudara kandung, dan bahkan lebih dari itu.
 
Namun, seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan perbedaan. Kami memiliki kepribadian yang berbeda, minat yang berbeda, bahkan mimpi yang berbeda. Aku mulai merasa terkekang oleh bayang-bayang kembaranku. Aku ingin menunjukkan kepada dunia bahwa aku adalah individu yang berbeda, bukan hanya "kembaran si A".
 
Aku mulai mencari jati diriku sendiri. Aku mencoba menemukan hobi yang berbeda, bergabung dengan klub yang berbeda, bahkan berpakaian dengan gaya yang berbeda. Aku ingin menunjukkan bahwa aku memiliki identitas sendiri.
 
Perjalanan mencari jati diri ini tidak mudah. Kadang, aku merasa tertekan, merasa seperti aku harus bersaing dengan kakaknya. Tapi, aku tahu, ini adalah proses yang penting. Aku harus menemukan diriku sendiri, terlepas dari kenyataan bahwa aku adalah anak kembar.
 
Mungkin, aku tidak akan pernah bisa sepenuhnya melepaskan bayang-bayang kembaranku. Tapi, aku akan terus berusaha untuk menjadi diriku sendiri, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa aku adalah individu yang unik, dengan mimpi, harapan, dan cita-cita sendiri.
 
Aku berharap, suatu hari nanti, orang-orang akan melihatku bukan sebagai "kembaran si A", tapi sebagai "si B", dengan segala keunikan dan individualitasnya.

Posting Komentar

0 Komentar