Kenapa Kamu Harus Balik ke Jakarta? (3)



Banyak hal kami lalui di rumah itu hampir 3 tahun, tentu ada banyak kenangan panjang.

Suatu hari dia memesan kondom dan pelumas, malamnya dia tunjukkan ke aku.

"Buat apa?"

"Mau nyoba gak?"

"Gilak kamu, kita kan sesama cowok, paling cuma colbar," protesku.

"Kan bisa lewat belakang."

"Gak gak."

"Bukan elu."

"Ha?"

Aku melongo, ternyata hilal banyak menonton film bokep dan itu membuatnya makin penasaran.

"Gak lah, dosa kayak kaum nabi luth," sanggahku.

"Emang selama ini kita colbar lu kira gak dosa?"

Kami saling menatap, aku ragu ini akan berhasil.

Setelah kontolku disarungi kondom dan basah oleh pelumas licin, pelan-pelan aku masukkan ke lubang dubur hilal.

"Arghhh arghh... sakit," keluhnya.

Padahal baru masuk kepalanya.

"Udah dibilang ini akan sulit," sahutku.

"Coba lagi, buktinya di video2 bisa."

Dia masih penasaran. Aku coba lagi, namun masih kesakitan, dan adegan pertama kali tak berjalan lancar.

Kami tak lagi mengulangi hal itu hingga lulus SMA, paling hanya coli bareng

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar