Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.
KILAS RASA
memuat
Memuat konten...

Teman Kosku, Sekarang Jadi Botiku

Teman Kosku



Saat lagi beres-beres kamar kos, gak sengaja aku jatuhin benda yang ditaruh di atas lemari.


Ada kardus kecil plastik hitam. Apa ini ya? Batinku.


Saat aku buka, betapa kagetnya ternyata itu dildo silikon. Jelas ini bukan punyaku.


Lalu aku bungkus kembali dan kutaruh di tempat semula.


  - 00-


Sorenya, Ardi pulang kuliah, dia langsung beberes dan mandi. Aku masih pura-pura gak tau kalau dia punya dildo di atas lemari.


Malam hari saat kami lagi nugas, aku iseng buka percakapan.


"Berapa lu beli alat itu?" tanyaku.


"Alat apa?"


"Tu di atas lemari."


Ardi agak terkejut, lalu menjelaskan dengan agak terbata-bata.


"Oh itu.... anu.. hmm... itu kan buat sosialisasi," kilahnya.


"Sosialisasi?"


"Iya, lu pernah dapat sosialisasi kespro kan?"


"Oh kespro, pernah sih, tapi kayaknya ada alat sendiri deh, dan kayu, itu kan silikon."


"Kan ada yang silikon, maksudnya pas habis alat peraganya. Lu kok gak ijin sih buka-buka barang gue," dia agak marah.


"Sorry sorry soalnya tadi pas beres-beres pake kemoceng gue jatuhin, gue kira karena gak lu taruh dalem lemari makanya gue buka."


"Lu jangan mikir yang aneh-aneh ya."


"Enggak kok, itu gak aneh."


"Pasti lu mikir gue make alat itu kan?"


"Lah, kan hak elu juga bro make apa enggak."


"Bukan gitu, maksud gue lu mikir gue cowok kok beli dildo pasti mikir yang aneh-aneh."


"Bagi gue itu gak aneh kok."


Dia terlihat bingung, selama ini kami emang gak pernah bahas hal beginian, kami bisa ngekos bareng karena sejak semester II udah jadi temen sekelas.


"Lagian, ngapain sih elu beli dildo, kan lu punya temen sekamar?"


"Hah? Maksud lu apa anjirrr.."


"Ya udah ya udah, gpp. Gue bakal keep privasi kok."


Suasana hening sejenak, aku masih fokus di depan laptopku dan dia masih rebahan sambil liatin ponsel.


"Bentar, tadi maksud lu punya temen sekamar itu apaan sih njirr, bikin gue penasaran," dia kembali membuka percakapan.


"Lu boti?" balasku to the point.


"Hah, apaan sih lo."


"Gue top!" tegasku.


"Jar.... gini gue harus jelasin, tadi kan udah gue bilang jangan mikir yang aneh-aneh..."


"Gak aneh," potongku. "Kalaupun elu boti ya gpp, YTTA bro, gue paham," lanjutku.


"La terus tadi kenapa lu bilang kalau lu top?"


Kini giliranku yang terdiam.


"Ya cuma mau nginformasiin aja kalau kita itu sama, sesimple itu."


"Gak gak, kita udah sahabatan setahun lebih, tinggal sekamar, lu gak bisa kayak gini."


Entah kenapa suasana jadi agak panas.


"Ar, gue cuma nginformasiin aja, gak ada niat lebih. Suer deh."


Suasana semakin tegang dan kurang nyaman.


"Tadi kan lu bilang, ngapain sih beli alat gituan kan punya temen sekamar, maksud lu apaan?"


"Ar, slow dulu, lu mungkin terlalu overthinking."


"Makanya jelasin, lu manu nawarin kontol lu gitu maksudnya?"


"Ar jangan keras-keras gak enak didenger temen kos lainnya."


"Gini ya Jar, gue udah anggep lu sahabat, gue milih-milih buat nyari temen kos, lu jangan gitu dong."


"Yaudah gue salah, maafin gue Ar."


Ardi kemudian beranjak pergi keluar kamar.


  - 00-


Hampir tengah malam, Ardi balik, dia buka pintu kamar, gue saparuh sadar karena udah sempet tertidur.


Dia gak nyalain lampu, namun malah duduk di atas perut gue.


"Ar lu mau ngapain?"


"Tadi lu bilang kan kalau lu top?"


"Eh...."


Aku merangsek, namun Ardi menindihku.


"Jadi gue pinjem kontol lu aja, daripada gue pake dildo?"


Aku tercengang, gak expect bakal kayak gini.


"Ar, bentar Ar lu masih marah sama gue?"


"Kagak, gue cuma pengen kontol lu."


  - 00-


Malam itu, di bawah remang lampu kamar dan alunan lirih lagu-lagu Cigarette After Sex, Ardi telentang, dia sudah telanjang, begitupun aku.


Kontolku sudah ngaceng maksimal, terbungkus kondom dan licin oleh pelumas.


"Udah siap? Gue masukin ya," ijinku ke Ardi.


Dia mengangguk, matanya terpejam, kedua pahanya sedikit kuangkat.


Kontolku pelan-pelan menyentuh lubangnya dan kudorong perlahan, pelan-pelan sampe masuk.


Ardi menggelinjang, dia arahkan jari jemariku di bagian kedua putingnya.


"Pelintir sambil genjot," pintanya.


Malam itu, Ardi bukan hanya teman kosku, ada relasi lain yang kami jalin.

Friendship